Header Ads

Rakernas HKTI Dalam Rangka Penguatan Organisasi



JAKARTA – Dalam rangka penguatan organisasi, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI pada senin 30 April 2018 melaksanakan kegiatan rapat kerja nasional ( RAKERNAS) di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara Building di Jln. Veteran III , Jakarta Pusat,Rakernas ini mengangkat Tema yaitu  “penguatan organisasi HKTI sebagai jembatan petani dalam rangka kedaulatan pangan”.

Acara ini di hadiri oleh perwakilan DPP dan DPD Kabupaten/kota se-Indonesia, perwakilan Kementerian pertanian, serta perwakilan  Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

jangan menjadi organisasi bendera yang hanya melakukan seremonial, tapi harus melahirkan karya-karya  besar yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan yang juga Ketua Umum HKTI Moeldoko dalam pidato penutupan Rakernas HKTI 2018.

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI menyambut ulang tahunnya yang ke-45 tahun dengan menggelar Rapat Kerja Nasional untuk membahas rencana strategis, program kerja, peraturan organisasi, juga  rekomendasi dan penyempurnaan anggaran dasar rumah tangga.

Dalam Rakernas HKTI 2018 ini Moeldoko menyampaikan program kerja HKTI yang merupakan turunan dari rencanan strategis terumus dalam lima sasaran, yakni tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian, pemberdayaan petani agar semakin mampu mewujudkan kehidupan lebih baik, perwujudan komitmen kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana HKTI serta peningkatan motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.

Beberapa isu penting terkait pertanian di Indonesia juga menjadi perhatian Moeldoko dalam rapat yang juga dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan, Mukti Sardjono ini.

“Terdapat lima persoalan petani yang penting untuk dibicarakan, yang pertama lahan yang semakin sempit, kedua persoalan modal, ketiga teknologi, lalu manajemen, dan pascapanen,” papar Moeldoko. Isu-isu tersebut bersinergi dengan isu strategis yang sedang dihadapi oleh dunia, yaitu dampak perubahan iklim global dan krisis pangan dan energi di dunia.

Mukti Sardjono pada kesempatan yang sama menjelaskan fungsi Reforma Agraria sebagai jawaban dari kendala petani di Indonesia. Reforma Agraria sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan status, kekuasaan dan pendapatan absolut maupun relatif dari masyarakat miskin.

“Berdasarkan tujuan tersebut diharapkan akan ada perubahan kondisi masyarakat miskin atas perluasan tanah/lahan setelah adanya kebijakan dari program tersebut,” jelas Mukti.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.