Header Ads

TINGALAN DALEM JUMENENG SISKS PAKOE BOEWONO XIII KE 17


Dalam acara peringatan tingalan dalem jumeneng (naik tahta)  Pakorboewono XIII (PB XIII)  Keraton Surakarta yang di laksanakan pada selasa Wage,  25 Remeh Jika kita 1954 atau tanggal 9 Maret 2021,  telah di hadiri dari tamu undangan pejabat Pemerintah maupun paguyuban KUSUMO HONDROWINO dari seluruh kota dan kabupaten yang telah terbentuk Paguyuban KUSUMO HONDROWINO. Tidak ketinggalan dari Paguyuban KUSUMO HONDROWINO DKI JAYA yang di pimpin langsung oleh Ketua Korwil KUSUMO HONDROWINO Korwil DKI Jaya yaitu bapak KRAT. AKBP (p) P, MULYATNO PRAWIRONEGORO SH,  MH menghadiri acara tersebut dengan pengurus dan anggota KUSUMO HONDROWINO DKI JAYA. 


Ada Tradisi penting yang tidak boleh terlewatkan yaitu tarian sacral BEDOYO KETAWANG karena sakralnya media maupun tamu undangan tidak boleh ambil gambarnya merekam maupun mengabdikan tarian tersebut,  terkecuali ambil gambar dari samping saja. 

Sesuai sejarahnya penari BEDOYO KETAWANG sejatinya berjumlah tujuh orang, seiring perkembangan jaman, jumlah penari bertambah menjadi sembilan orang, hal tersebut konon karena petunjuk gaib yang diterima oleh PB X Keraton Kesunanan, dari penguasa laut kidul,  pertunjukan itu disampaikan lewat pertemuan raja,  dengan kanjeng Ratu Kidul. Panggung sangga Buwana di dalam komplek kraton, dikenal sebagai lokasi pertemuan dua penguasa berbeda dimensi tersebut. 

Banyak versi mengenai sejarah dan fungsi tarian tersebut,  namun pada perkembangannya ada satu kemiripan versi, yaitu tarian tersebut tercipta pada saat masa kejayaan kerajaan Mataram Islam mulai berkembang, dan fungsi dari tarian tersebut adalah menghibur sang Raja yang saat itu sedang memperingati hari naiknya menjadi Raja sehingga tarian tersebut hanya di peragakan sekali dalam setahun dan harus di depan Raja. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.